7 Desa Wisata yang Mengusung Konsep Sustainable Tourism

waktu baca 4 menit
Sabtu, 24 Jun 2023 02:34 0 1141 Redaksi

Media Desa – Desa Wisata – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) telah meluncurkan program pengembangan desa wisata berdasarkan konsep sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan.

Sustainable tourism adalah bentuk pariwisata yang memperhatikan dampak terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi baik untuk masa kini maupun masa depan, baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan.

Kemenparekraf/Baparekraf telah menetapkan pedoman pembangunan destinasi wisata berkelanjutan yang mencakup empat kategori, yaitu pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi bagi masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, serta pelestarian lingkungan.

Dari ribuan desa wisata di Indonesia, berikut adalah tujuh desa wisata yang menjadi contoh keberhasilan dari konsep sustainable tourism:

  1. Desa Pujon Kidul (Malang)

Terletak di Kecamatan Pujon, desa wisata ini berjarak sekitar 30 km dari pusat Kota Malang. Desa Pujon Kidul memiliki lingkungan sejuk dan masih alami karena terletak di dataran tinggi.

Desa Pujon Kidul mengandalkan kelestarian alam sebagai konsep sustainable tourism yang ditawarkan kepada wisatawan, dengan fokus pada sektor pertanian dan peternakan. Beberapa atraksi wisata yang dapat dinikmati di Desa Pujon Kidul antara lain menanam sayuran, memetik sayuran, dan memerah susu sapi.

  1. Desa Pentingsari (Yogyakarta)

Desa wisata Pentingsari telah dikenal secara internasional sebagai salah satu desa wisata yang memperoleh berbagai penghargaan. Salah satu prestasi yang menonjol adalah masuk dalam 100 besar destinasi berkelanjutan versi Global Green Destinations Days (GGDD).

Desa wisata Pentingsari termasuk dalam kategori pelestarian lingkungan. Keunikan desa ini terletak pada kehidupan sehari-hari masyarakat yang berdampingan dengan alam. Wisatawan dapat berpartisipasi dalam kegiatan seperti membajak sawah, menanam padi, menangkap ikan, atau belajar membuat tempe di Desa Pentingsari.

  1. Desa Ponggok (Klaten)

Potensi alam Desa Ponggok terletak pada 5 sumber mata air yang dimilikinya. Air yang dulunya hanya digunakan untuk irigasi sawah dan perkebunan, kini dimanfaatkan sebagai destinasi wisata.

Umbul Ponggok adalah salah satu destinasi unggulan di Desa Ponggok yang sempat viral beberapa tahun yang lalu. Di sini, wisatawan dapat berenang, snorkeling, latihan menyelam, atau berfoto di bawah air. Selain Umbul Ponggok, terdapat empat sumber mata air lain yang menarik untuk dikunjungi, yaitu Umbul Besuki, Umbul Sigedang, Umbul Kapilaler, dan Umbul Cokro.

Dengan memanfaatkan potensi alam tersebut, Desa Ponggok menjadi salah satu desa terkaya di Indonesia dengan pendapatan desa mencapai Rp14 Miliar per tahun.

  1. Desa Kete Kesu (Toraja)

Kete Kesu adalah sebuah desa adat yang menerapkan konsep sustainable tourism dalam kategori pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung. Atraksi wisata yang paling terkenal dari Desa Kete Kesu adalah upacara adat rambu solo dan kuburan di tebing batu yang sudah berusia 500 tahun.

Selain itu, wisatawan juga dapat melihat rumah adat tongkonan yang berderet rapi di Desa Kete Kesu. Rumah-rumah adat ini diperkirakan berusia lebih dari 300 tahun. Desa ini juga terkenal sebagai pusat pengrajin pahat dan lukisan.

  1. Desa Penglipuran (Bali)

Selain Desa Pentingsari, Desa Penglipuran juga masuk dalam 100 besar Destinasi Berkelanjutan versi GGDD. Desa wisata ini terletak di Bangli, Bali, dan telah dinobatkan sebagai Desa Terbersih di dunia.

Kesadaran menjaga kelestarian lingkungan di Desa Penglipuran berakar dari aturan adat desa. Salah satu aturan yang menarik adalah larangan penggunaan kendaraan bermotor di dalam desa. Tujuannya adalah menjaga kebersihan udara di Desa Penglipuran sebagai bentuk pelestarian lingkungan. Selain itu, aturan adat juga mengatur tata ruang Desa Penglipuran dengan konsep Tri Mandala, sehingga desa ini tampak rapi dan teratur.

  1. Kampung Blekok (Situbondo)

Kampung Blekok terpilih sebagai finalis Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 dan semakin dikenal secara luas. Selain menjadi tempat tinggal bagi penduduk, desa wisata ini juga merupakan habitat bagi berbagai jenis tanaman mangrove dan ribuan burung.

Dalam rangka melestarikan burung blekok yang hampir punah, masyarakat setempat telah mendirikan penangkaran burung di desa wisata ini. Wisatawan yang mengunjungi kampung ini dapat berpartisipasi dalam kegiatan penangkaran, memberi makan burung, dan merawat burung yang sakit.

  1. Desa Umbulharjo (Yogyakarta)

Peran generasi muda yang kreatif sangat penting dalam pengembangan desa wisata. Hal ini terbukti di Desa Umbulharjo, Yogyakarta. Berawal dari kekhawatiran pemuda karang taruna desa terhadap saluran irigasi yang terlihat kumuh, mereka mengusulkan ide kreatif.

Inovasi yang diberikan adalah mengubah saluran irigasi menjadi tempat budidaya ikan nila. Selain memberikan manfaat untuk ketahanan pangan, budidaya ikan nila di saluran irigasi juga menjadi daya tarik wisata di Desa Umbulharjo dan menjadi viral di media sosial.

Tujuh desa wisata ini berhasil berkembang dengan mengusung konsep sustainable tourism. Harapannya, desa-desa wisata ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi desa wisata lain di Indonesia dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

Redaksi

Mitra Membangun Desa

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA